Jumat, 19 Desember 2008

Mataram, Cidomo, Nasi Balap dan Masakan Padang

Aku ke Mataram berangkat menggunakan maskapai Lion "Delay" Air- Julukanku untuk penyedia jasa penerbangan yang sering menunda jadwal ternbangnya ini. Mestinya pukul 19.15 WIB Aku sudah terbang dari Cengkareng ke Bandara Ampenan Mataram. Tapi karena tabiatnya itu akhirnya baru berangkat pukul 21.00 WIB.
Huuuh..setelah tertidur pulas di pesawat sepanjang peenerbangan, aku terbangun oleh suara pramugari yang mengumumkan bahwa dalam waktu dekat pesawat akan mendarat di Ampenan. Tepat pukul 22.30 WIB atau 23.30 WITA aku menghirup udara Mataram dan langsung menuju penginapan tempat aku ikut pelatihan. Di bandara telah ada panitia acara yang menunggu ku. Teman yang memang sudah ku kenal sejak 2004 lalu.Di Blitar, Jawa Timur.
Kesanku terhdap Mataram sampai hari ini, Jum'at 19 Desember 2008, biasa saja. Belum ada yang terlalu berkesan. Indah tidak, bersih tidak dan rada sembraut. Apa karena aku belum sempat melihat Mataram dari "Dimensi" lain ya?
Beberapa kali saat agenda pelatihan tidak padat aku menyempatkan diri untuk menelusuri kota, menggunakan "Cidomo". Sebutan orang Mataram untuk Dokar/Bendi/Delman..Kendaraan macam ini cukup banyak jumlahnya disini. Karenanya di sepanjang jalan kota berserakan kotoran Kuda. Bau..
Ada yang membuat perutku "gelisah" selama di sisni. Masalah makanan. Saban hari aku disuguhkan panitia menu Nasi Balap. Nasi yang dibungkus seperti kerucut dengan lauk pauk khas Mataram. Kadang ada campuran irisan daging ayam, kacang dan mie. Kadang dicampur adukkan telur, nenas dan cabe...ya, begitulah. Perutku gusar. Tidak sesuai dengan selera Minang ku. Untuk itu aku coba menanyakan ke orang-orang di mana Rumah Makan Padang terdekat dari lokasi. Aku temukan. Aku makan kenyang. Dan penglihatan mata ku yang mulai berkunang-kunang mulai stabil kembali.
Setelah selesai acara ini ada saru tempat yang ingin aku kunjungi. Pantai Senggigih...katanya eksotis...

Mataram, 19 Desember 2008